22 Alat Musik Tradisional Dari Berbagai Daerah di Asia

Lengkap dengan gambar dan keterangan/ penjelasannya, alat musik tradisional dari seluruh Asia yang meliputi, Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. 

Asia Barat dan Asia Tengah

Asia Barat
Negera-negara di tanah arab atau jazirah arab: 
Arab Saudi , Irak , Iran , Yaman , Turki , Oman, Suriah , Yordania , Israel - Tel Aviv, Palestina , Kuwait, Qatar, Siprus , Lebanon , Bahrain , Uni Emirat Arab 
Asia Tengah
Armenia, Kazakhstan, Azerbaijan, Turkmenistan, Uzbekistan , Kyrgistan , Tajikistan , Afganistan 

Beberapa Alat Musik Tradisional di Asia Barat dan Asia Tengah meliputi:

1. Qanun (Kecapi Arab)
qanun
Qanum adalah alat musik dawai seperti kecapi atau zither yang berasal dari Harpa Mesir, dan dimainkan sejak Abad X, kemudian dibawa ke Eropa pada Abad XII. Arti Qanun sebenarnya adalah Hukum.
Bentuk Qanun adalah seperti trapesium dengan papan suara yang datar untuk 81 dawai, di mana dibagi 3 kelompok akord. Cara memainkan adalah dengan meletakkan diatas pangkuan atau meja, dibunyikan dengan petikan jari di mana terdapat 4 plektrum dipasang pada ujung 4 jari (bukan jempol) setiap tangan, dawai ditumpu oleh penunjang (brigde) pada kulit domba atau ikan yang menutupi sebagian qanun yang segi empat (jadi suara dibuat dengan resonansi kulit domba/ikan tersebut). Pemain juga akan membuat Maqam baru dengan tangannya, termasuk untuk modulasi.
Pemain maestro qanun adalah: Muhammad El ‘Aqqad (Mesir), Abraham Salman (Iraq).

2. Gambus (Gitar Arab)
gambus
Gambus adalah sebangsa gitar yang dipakai di Musik Arab, memiliki enam jenis dawai rangkap, dawai yang dipakai adalah usus kambing atau nylon, biasanya setiap dawai rangkap sehingga ada 12 dawai semuanya, tidak ada fret (jadi seperti biola, papan polos, nada ditentukan dengan posisi jari seperti main biola), sedangkan plektrum disebuta dalam bahasa Arab sebagai risha (artinya bulu). Sekarang dawai dibuat dari nylon yang dibungkus kuningan atau tembaga) seperti dawai gitar.
Gambus memiliki suara rendah yang unik. Gambus Arab berbeda dengan yang ada di Turki, Armenia, atau Yunani. Di Turki terdapat berbagai tala, dan berbeda dengan yang ada di Arab. Nama lute di Eropa adalah berasal dari Arab, yaitu al oud.

3. Nay (Serunai Arab)
Nay
Nay (bahasa Parsi berarti reed atau yang dipakai untu Clarinet), atau kalau di Sumatera disebut Serunai. Alat ini memiliki 9 sambungan, dengan 6 lubang (seperti pada suling bambu) dan 1 lubang dibawah untuk jempol (seperti pada rekorder). Berbagai panjang untuk setiap tala nada. Cara meniup seperti suling, untuk nada tinggi dengan tiupan lebih. Meskipun kelihatan sangat sederhana, namun cukup sulit, terutama kalau mau mendapat suara khusus harus berpengalaman.
Maetro nay adalah: Bassam Saba (Lebanon).

4. Rebana (Tamborin Arab)
Rebana
Rebana yang dikenal di sini adalah berasal dari Arab, terutama dipakai untuk Qasidah, Musik Melayu, maupun Dangdut, yang juga kita kenal dengan bama tambourine (di Arab disebut sagaat. Ukuran bervariasi, kalau dalam musik Dangdut disebut kendang dengan kulit lembu, dan suling dari bambu, namun di Arab biasanya memakai kulit domba (banyak di sana) atau kulit ikan. Ukurannya biasanya dengan diameter 20 cm dan tinggi 8 cm, diberi krincingan tembaga sebanyak 5 pasang.
Karena kulit domba atau ikan sangat sensitif terhadap kelembaban udara, maka sebelum main mereka sering memanaskan di atas api lebih dahulu. Oleh sebab itu mereka sering membawa cadangan. Sejak tahun 1980, sudah ada yang modern, dibuat dari aluminium atau palstik, kemudian kulitnya diganti dengan plastik juga (tentunya hal ini untuk menjaga kestabilan terhadap kelembaban udara). Malah ada rebana yang dapat ditala seperti halnya timpani.
Maestro rabana adalah: Mohamed El 'Arabi (Mesir), 'Adel Shams Eddine (Mesir), Hossam Ramzi (Mesir).

5. Buzuq (Mandolin Arab)
buzuq
Kata buzuq berasal dari Turki, pada masa prajurit Ottoman, yang berarti kepala terbakar. Awalnya alat musik ini dibuat dari sepotong kayu tunggal yang dipotong dan digerus, namun sekarang sudah berupa beberapa lapis kayu untuk membentukny, dan juga putaran dawai sudah dengan mekanik seperti gitar.
Alat musik ini mempunyai papan jari yang panjang dan dawai logam, dimainkan dengan petikan plektrum tanduk, sekarang dari palstik. Dawai logam memberi suara yang nyaring, baiasnya dimainkan secara tunggal dan tidak dalam kelompok pemusik Arab (band), dan biasa dijumpai di Suriah, Lebanon, Palestina, dan Yordania, terutma dalam hubungan dengan Musik Gypsy.

6. Genderang Arab
da'ire
Genderang Arab (Persia: Da’ire); terdiri atas simpai dan kayu dengan sehelai kulit dan kepingkeping dan logam pada tepinya yang gemerincing, bilamana dimainkan. Bandingkan dengan *rebana. Dipakai dalam iringan berirama untuk nyanyian dan permainan *orkes. Di Afrika Utara kadang-kadang berbentuk persegi serta berkulit dua helai.








7. Darabuka
darabuka
Alat Musik Darabuka itu sejenis alat musik perkusi yang berbentuk mirip piala. Banyak istilah yang dipakai untuk menyebutkan alat musik, antara lain tablah, dumbec, doumbek, debuka dan darbuka. Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan dipukul dengan kedua tangan kosong dan juga bisa menggunakan stik.

Teknik cara memainkan Darbuka yaitu dengan cara posisi duduk dengan kaki bersila. Dan selanjutnya Darabuka dipangku di sekitar tangan kanan atau kiri sesuai kenyamanan pemainnya. Namun seiring perkembangan zaman. Darbuka sekarang dimainkan dengan posisi duduk dengan menggunakan bangku dan ada juga yang mengikatnya pada bahu.


8. Mizmar
Mizmar
Alat musik ini merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup seperti seruling. Kata Mizmar sendiri mengacu pada bentuk kerucut yang disebut zurna di Turki. Mizmar ini banyak kita jumpai di Negara Mesir. Alat musik ini biasa digunakan pada pesta pernikahan atau sebagai musik pengiring penari perut.





9. Mijwiz (maqrum)
Mizwiz
Mijwiz adalah semacam klarinet buluh ganda. Mijwiz banyak digunakan di negara-negara Lebanon, Syria, dan Palestina. Alat musik mijwiz dimainkan dengan cara ditiup dengan pernapasan ringan melalui celah bundar pada ujung guna menghasilkan nada-nada tertentu.


10. Daff (Rikk)
daff
Daff adalah jenis instrumen musik Arab yang bentuknya mirip dengan tambur. Bentuknya berupa bingkai bulat. Sisinya dililiti kulit kambing ataupun kulit ikan yang keras. Kepingan logam diletakkan pada bingkai agar memperoleh bunyi gemercing ketika dipukul. Cara memainkannnya adalah dengan cara dipukul.








Asia Selatan 

Hindustan mencakup negara-negara di Asia Selatan: India, Bhutan, Srilanka, Maladewa/Maldives, Nepal , Bangladesh, Pakistan.

Beberapa Alat Musik Hindustan meliputi:

11. Tabla
Tabla
Tabla adalah alat perkusi membranophobia Asia Selatan yang terdiri dari sepasang drum, yang digunakan dalam musik tradisional, klasik, populer dan folk. Ini telah menjadi instrumen yang sangat penting dalam musik klasik Hindustan sejak abad ke-18, dan tetap digunakan di India, Pakistan, Afghanistan, Nepal, Bangladesh, dan Sri Lanka. Nama Tabla mungkin berasal dari tabl, kata bahasa Persia dan Arab untuk drum. Namun, asal mula alat musik diperebutkan oleh para ilmuwan, beberapa menelusurinya ke Asia Barat, yang lainnya menelurkannya ke evolusi alat musik asli dari anak benua India.
Tabla terdiri dari dua bagian, berbentuk tong kecil dengan ukuran dan bentuk yang sedikit berbeda: daya disebut juga dahina yang artinya kanan, dan baya juga disebut bahina yang berarti kiri. Tabla daya dimainkan oleh tangan kanan musisi (tangan dominan), dan berdiameter sekitar 15 sentimeter (~ 6 in) dan tinggi 25 sentimeter (~ 10 inci). Baya tabla sedikit lebih besar dan dalam bentuk gendang, berdiameter sekitar 20 sentimeter (~ 8 in) dan tinggi 25 sentimeter (~ 10 in). Masing-masing terbuat dari kayu berlubang atau tanah liat atau kuningan, drum daya dicampur dengan hoop, thongs dan dowels kayu di sisinya. Dowels dan hoops digunakan untuk mengencangkan ketegangan membran. Daya itu disetel ke nada dasar yang disebut Sa (tonik dalam musik Barat). Konstruksi baya dan penyetelannya kira-kira seperlima sampai oktaf di bawah drum daya. Pemusik menggunakan tekanan tumit tangannya untuk mengubah nada dan nada irama setiap drum selama pertunjukan.
12. Sitar 
sitar
Sitar adalah gitar klasik India semacam kecapi yang memilikki tujuh senar utama yang terbentang melewati fret logam lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk mengatur senar dan musik turunkan nada yang membuat bunyi senar meliuk-liuk.






13. Tambura 
tambura
Tambura seperti juga gitar, alat musi ini pengiring gitar dalam musik klasik India berujud kecapipanjang. Dibalik melodi gitar yang ramai tambura berfungsi sebagi pendengung yang mantap.


14. Sarangi 
Sarangi adalah rebab India. Badannya yang berbentuk bongkahan ditegakkan dan dimainkan dengan penggesek. Senar harmoni terbentang diatas lubang dipapan bilah yang lebar.

Asia Timur

15. Shamisem
Shamisem
Jepang
Shamisem merupakan alat musik asal jepang yang memiliki tiga buah senar dan dipetik menggunakan bachi. Shamisen kualitas tinggi memiliki kulit pelapis yang didapat dari perut kucing betina yang belum kawin. Sedangkan untuk kualitas yang biasa saja pelapisnya terbuat dari kulit punggung anjing.




16. Guzheng
guzheng
Cina 
Guzheng atau Kecapi China termasuk alat musik tradisional China yang paling populer. Guzheng mempunyai bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21 senar. Di tengah senar tersebut ditempatkan pengganjal yang dapat digeser untuk menaikan atau menurunkan frekuensi nada. Senar-senar tersebut di setel pada nada pentatonis China yang terdiri dari nada : do, re, mi, sol dan la.

Si Maqian ahli sejarah zaman dinasti Han menulis bahwa sebelum dinasti Qin, Guzheng sudah menjadi alat musik popular untuk mengiringi lagu. Guzheng pada awalnya hanya memiliki 5 senar. Pada zaman dinasti Qin dan Han jumlah senarnya menjadi bertambah menjadi 12. Pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlahnya bertambah lagi menjadi 14 – 16 . Standar Guzheng sekarang ini digunakan sejak tahun 1970 terdiri dari 21 senar.
Guzheng dimainkan dengan cara dipetik. Jari-jari untuk memetik memakai alat bantu berupa kuku palsu terbuat dari tempurung kura-kura atau plastik. Tangan kanan umumnya dipergunakan untuk memainkan melodi, sedangkan tangan kiri untuk memainkan chord.

Geomung
17. Geomungo
Korea Selatan, Korea Utara
Geomungo atau hyeon-geum (“kecapi hitam”) adalah sebuah kecapi tradisional dari korea. Geomungo dimainkan sambil duduk. Senarnya dipetik menggunakan tongkat bambu kecil suldae dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan senar untuk menghasilkan nada. Tipe nada yang dimainkan untuk musik tradisional Korea adalah D#/Eb, G#/Ab, C, A#/Bb, A#/Bb, dan A#/Bb satu oktav lebih rendah dari pada nada tengah. Geomungo dimainkan pada saat pementasan solo (sanjo) atau dengan alat musik lain. Suara nada yang dihasilkan Geomungo dianggap lebih “maskulin” dibanding alat musik petik gegayume yang dianggap lebih feminin; namun keduanya dimainkan baik oleh pria maupun wanita.
18. Morin khuur 
Morun Khuur
Mongolia
Mongolia Morin khuur adalah alat musik gesek khas Mongolia yang memakai 2 senar, dan telah ada sejak abad ke-12. Dalam Bahasa Mandarin disebut Matouqin, yang bermakna alat musik berkepala kuda.
Sesuai dengan namanya, ciri khas morin khuur adalah ukiran kepala kuda pada bagian atas gagangnya, berbeda dengan keluarga huqin, ekor kuda penggesek tidak ditempatkan di antara kedua senar, cara memainkan morin khuur ini mirip dengan cello.
Morin khuur adalah alat musik yang sangat penting dalam musik tradisional Mongol, sering pula disebut sebagai "Cello Padang Rumput".

Asia Tenggara

Serune
19. Serune Kalee (Serunai)
Indonesia 
Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional Aceh.

20. Khaen
khaen
Thailand, laos, vietnam, Filipina, Burma (Myanmar)
Khaen ini adalah alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan telah digunakan di kawasan Asia Tenggara pada 3000 tahun yang lalu. Banyak ditemukan bukti gambar-gambar para pemain alat musik ini di daerah Dong Son. Awal mulanya, alat musik Khaen ini terbuat dari tembaga dan tersebar di berbagai wilayah, seperti di Cina, Burma (sekarang Myanmar), Vietnam, Laos, dan Indonesia. Namun, saat ini alat musik Khaen hanya dimainkan di daerah Laos dan di Thailand Utara.
21. Tumpong
tumpong
Tumpong adalah alat musik yang berbentuk seruling dari Filipina. Tumpong memiliki lima lubang, satu berada dibagian atas dan empat lubang berada di bagian bawah. Tumpong sering dimainkan dalam acara keluarga pada malam hari. Sama seperti seruling pada umunya, tumpong terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara di tiup.








22. Kolintang
kolintang
Alat musik tradisional lainnya yang ditemukan di kawasan Asia Tenggara dan sampai saat ini masih digunakan adalah Xylophone, Pattala di Myanmar dan Filipina, dan alat musik Kolintang. Kolintang adalah sebuah alat musik yang terbuat dari susunan 10 (sepuluh) tembaga. Alat musik ini tidak hanya digunakan dalam bermain musik, namun juga digunakan sebagai alat komunikasi dan juga beribadah.
Instrumen-instrumen musik pada zaman dahulu ini memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Alat-alat musik dimasa itu juga digunakan sebagai penghubung antara duniawi dengan gaib, seperti alat musik gong dan lonceng yang digunakan pada candi-candi di Asia Tenggara dan dipakai dalam upacara-upacara keagamaan.

---TAMAT---

Butuh referensi, mohon kritik dan sarannya, mungkin ada kesalahan.

Demikian alat musik tradisional dari seluruh Asia ini mungkin dapat menjadi bahan referensi, semoga bermanfaat.

1 Response to "22 Alat Musik Tradisional Dari Berbagai Daerah di Asia "

  1. Terimakasih, artikelnya sangat bermanfaat sekali. Jangan lupa untuk mengunjungi website kami di Toko Kostum Drumband Di Surabaya

    ReplyDelete

Kritik dan sarannya dipersilahkan...! No pising, no spam, tidak singgung sara.... :)
"bagikan komentar berpahala, tidak berkomentar tidak berdosa."

Lisensi Creative Commons