Ceramah Abu Yahya Al-Libiy setelah jenazah Syuhada dibawa ke maskas Mujahidin. Diambil dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari saluran televisi ar rahmah media. Beliau ceramah di depan umat muslim dan di depan jenazah-jenazah yang terbunuh di medan pertempuran. Berikut teks ceramah nya:
Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong dan ampunan padaNya, kami berlindung dari-Nya dari kejelekan jiwa kami dan akibat buruk maksiat kami, siapa yang diberi hidayah Allah tidak ada yang bisa menyesatkannya, siapa yang disesatkan Allah tidak akan ada yang bisa memberinya petunjuk.
Saya bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, semoga Allah bershalawat padanya, keluarga dan seluruh sahabatnya, dia telah menyampaikan risalah, melaksanakan amanat, menasihati ummat, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar jihad, sampai ajal menjemput.
Saya bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, semoga Allah bershalawat padanya, keluarga dan seluruh sahabatnya, dia telah menyampaikan risalah, melaksanakan amanat, menasihati ummat, dan berjihad di jalan Allah dengan sebenar jihad, sampai ajal menjemput.
Adapun sesudah itu...
Saat ini bukan saatnya untuk bicara, kata-kata tidak akan bisa berbuat seperti apa yang diperbuat mereka ini, para pahlawan bagaikan gunung, dengan darah-darah mereka. Bagaikan kata-kata dapat mengungkapkan apa yang terdetik dalam jiwaku saat ini, ketika saya sedang berada di anatara dua orang pahlawan islam, yang menyadari bahwa tidak ada yang lebih mahal dibanding jiwa mereka, lalu mereka serahkan sebagai pengorbanan untuk agama Allah.
Kita sekarang, duduk di sini bersama siapa, saudara-saudara? kita duduk bersama Syuhada. Sifat dan nama agung ini, Allah berikan bagi orang yang akhir hayatnya seperti mereka, Allah azza wajalla, Dialah yang menyebut mereka sebagai Syuhada, dan Allah-lah yang memberitahu kita dengan berita yang pasti benar, bahwa mereka hidup, jika saat ini mereka dapat berkata-kata kepada kita, pasti mereka mengatakan: "Kami telah menemui Rabb kami, Dia ridha pada kami dan kami pun ridha pada-Nya." Tidak diragukan bahwa hati kami dipenuhi rasa sedih dan dukacita, mereka ini adalah kawan kami, yang kami cintai, juga sahabat kami, semua diantara kami sangat berharap untuk membela mereka dengan darahnya, demi Allah, dengan karunia Allah, dan dengan nikmat dari Allah, Dia tidak mengumpulkan kita bersama mereka karena ikatan nasionalisme, Dia mengikat antara kita hanya dengan satu perkara, hanya satu... yaitu apa yang mereka korbankan jiwa mereka untuknya.
Apa itu..? Saat ini bukan saatnya untuk bicara, kata-kata tidak akan bisa berbuat seperti apa yang diperbuat mereka ini, para pahlawan bagaikan gunung, dengan darah-darah mereka. Bagaikan kata-kata dapat mengungkapkan apa yang terdetik dalam jiwaku saat ini, ketika saya sedang berada di anatara dua orang pahlawan islam, yang menyadari bahwa tidak ada yang lebih mahal dibanding jiwa mereka, lalu mereka serahkan sebagai pengorbanan untuk agama Allah.
Kita sekarang, duduk di sini bersama siapa, saudara-saudara? kita duduk bersama Syuhada. Sifat dan nama agung ini, Allah berikan bagi orang yang akhir hayatnya seperti mereka, Allah azza wajalla, Dialah yang menyebut mereka sebagai Syuhada, dan Allah-lah yang memberitahu kita dengan berita yang pasti benar, bahwa mereka hidup, jika saat ini mereka dapat berkata-kata kepada kita, pasti mereka mengatakan: "Kami telah menemui Rabb kami, Dia ridha pada kami dan kami pun ridha pada-Nya." Tidak diragukan bahwa hati kami dipenuhi rasa sedih dan dukacita, mereka ini adalah kawan kami, yang kami cintai, juga sahabat kami, semua diantara kami sangat berharap untuk membela mereka dengan darahnya, demi Allah, dengan karunia Allah, dan dengan nikmat dari Allah, Dia tidak mengumpulkan kita bersama mereka karena ikatan nasionalisme, Dia mengikat antara kita hanya dengan satu perkara, hanya satu... yaitu apa yang mereka korbankan jiwa mereka untuknya.
Laa Ilaaha Illallah, Muhammadur Rasulullah.
Mereka ini masih hidup, seperti diberitakan oleh Allah kepada kita:
"Jangan kalian sebut mereka yang terbunuh di jalan Allah sebagai orang mati."
Allah tidak rela mereka disifati dengan sifat kematian, atau disebut sebagai orang mati, tapi mereka hidup di sisi Allah, mereka diberi rizki dan bergembira atas pemberian Allah.
Dari Masruq r.a berkata, kami bertanya pada Abdullah bin Mas'ud tentang ayat ini, "Jangan kalian sebut mereka yang terbunuh di jalan Allah sebagai orang mati." (hadits ini tercantum dalam shahih Muslim) Ibnu Mas'ud menjawab "Kami pernah menanyakan ayat ini kepada Rasulullah SAW, dan beliau menjawab "sesungguhnya ruh mereka berada di perut (tembolok) burung hijau, terbang semaunya dalam surga lalu Allah melihat pada mereka, lalu Allah bertanya: Apakah kalian inginkan sesuatu? Mereka menjawab: Apa lagi yang kami inginkan, sedangkan kami sudah bisa terbang semau kami dalam surga, lalu Allah mengulangi lagi pertanyaan itu tiga kali, setelah mereka sadar bahwa mereka harus meminta, mereka berkata: Apa yang mereka minta?! Saudara-saudara... Mereka berkata "Ya Rabb, kami ingin Engkau kembalikan kami ke dunia agar kami terbunuh di jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah melihat tidak ada lagi yang mereka perlukan, Dia meninggalkan mereka.
Mereka ini, telah meninggalkan kampung halaman dan tanah air mereka, meninggalkan keluarga mereka, bapak, ibu, juga saudara mereka. dan mereka datang ke tempat yang jauh dan terpencil ini. Apa yang mereka inginkan dengan kedatangan mereka? Apa mereka datang mencari dunia yang fana, seperti yang dicari oleh ribuan manusia, baik kaum muslimin atau selain mereka?! Apakah mereka datang untuk mencari jabatan atau ketenaran?! Apakah mereka datang untuk kerusakan?! seperti para pendosa pada mereka?!
Saudara sekalian...
Mereka datang untuk satu hal. Mereka datang untuk meraih apa yang sekarang nampak di depan kita, agar bisa mati di jalan Allah, agar aqidah mereka bisa terus hidup, agar agama mereka tetap jaya, agar syari'at Allah terus hidup dengan darah ini, yang saat ini memancarkan bau wangi yang tercium seluruh teman yang ada di sini. Tentang darah ini, Nabi SAW telah kabarkan kepada kita. Sabda Beliau:
"Di hari kiamat darah syuhada akan memancarkan bau misk (minyak kasturi)."
Saat ini kita bisa menciumnya di dunia, satu tanda kebesaran Allah, karamah bagi mereka, dan untuk memperteguh Mujahidin yang masih hidup. Agar semua orang tahu, bahwa mereka yang disebut sebagai ekstrimis, fundamentalis, teroris dan ngawur, adalah manusia paling bersih, paling suci, paling benar, dan paling dicintai Allah. Demikian yang kami lihat dari mereka, dan kami tidakm melangkahi Allah dalam hal ini. Nabi SAW bersabda" : Setiap orang yang terluka saat berjihat di jalan Allah, hari kiamat nanti akan datang dengan luka yang memancarkan darah, warnanya warna darah, namun baunya berbau misk (minyak wangi)."
(hadits ini tercantum dalam shahih Bukhari dan Muslim)
(hadits ini tercantum dalam shahih Bukhari dan Muslim)
Saat ini, saudara sekalian, kita sedang mencium bau wangi. Kami menantang seluruh pabrik minyak wangi untuk membuat ramuan minyak sewangi yang kita cium saat ini. Misk (wangi) ini adalah hadiah yang diberikan Allah bagi mereka.
Saudara sekalian....
mereka ini adalah saudara kalian, pernah tinggal bersama kalian, barangkali salah satu mereka ada yang tidur di tepmat ini di samping kawannya, mereka adalah saudara kalian, mereka telah menunaikan kewajiban mereka. kalian harus memagang tongkat estafet dan mengemban tugas dengan teguh. Jangan sampai kalian menyia-nyiakannya. Ucapkanlah dengan hati kalian, dengan manhaj, juga mulut kalian, kita tidak akan pernah menyerah, melangkah mundur, dan tidak akan merasa hina, sampai kita ikuti jejak langkah mereka, atau kita akan berakhir seperti mereka. Allah berfiirman:
" Janganlah kamu mengira bahwa mereka yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup..." (Ali 'Imran: 196)
Saat ini mereka hidup, kenapa? Karena mereka telah mengorbankan apa yang mereka miliki, bahkan yang paling berharga, untuk kemenangan Agama. Mereka saat ini hidup, kenapa? karena mereka sambut panggilan Allah dan Rasul untuk perkara yang membuat mereka hidup, saat dipanggil untuk berjihad dan berkorban, menegakkan agama Allah, mereka mengorbankan jiwa mereka. Dimana mereka ini terbunuh? Apa mereka disamping rumah mereka? Apakah mereka mati membela dunia? Mereka mati di puncak gunung, karena mereka bagaikan gunung, tidak mau mati di tempat rendah. Karena cita-cita mereka tinggi seperti gunung tempat mereka mati. Karena jiwa mereka, karena Aqidah mereka kuat seperti gunung tempat mereka mati.
Wahai kawan-kawan, kalian harus tetap tegar berjalan di jalan ini, Allah telah menunjukkan bahwa Allah bersama kalian, menunjukkan kebesaran, mukjizat, dan karamah-Nya supaya kalian tahu bahwa kalian berada di atas kebenaran, dan kalian berada di atas petunjuk dan jalan yang lurus supaya kalian tidak lagi peduli terhadap omongan orang yang dilalaikan oleh dunia dan hawa nafsu, dan ditutup hati dan matanya oleh Allah. Kita mohon pada Allah yang Maha Tinggi, Maha Besar, lagi Maha Mulia, agar meninggikan derajat mereka di surga yang penuh kenikmatan. Kita memohon pada Allah, agar menjadikan mereka penghuni surga Firdaus yang tinggi. Mereka memohon pada Allah, supaya saat ini mereka sedang berada dalam kenikmatan. Kita memohon pada Allah, agar mereka dijadikan seperti dalam firman Allah:
"Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(-Nya), Mereka itu akan bersama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para Nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (An-Nisa':69)
Kita memohon pada Allah menjadikan kita tetap teguh tegar di jalan kebenaran dan petunjuk yang mereka mati membelanya.
0 Response to "Ceramah Abu Yahya Al-Libiy"
Post a Comment
Kritik dan sarannya dipersilahkan...! No pising, no spam, tidak singgung sara.... :)
"bagikan komentar berpahala, tidak berkomentar tidak berdosa."