Makalah: Umpan Balik, Perbaikan, dan Pengayaan

Persoalan pendidikan adalah sesuatu yang tak pernah habis untuk dibahas, selalu ada saja hal-hal dapat diperbincangkan terutama dari segi pelaksanaan pembelajaran. Ada satu hal yang dalam proses pendidikan di sekolah yang merupakan satu sisi terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal dari prestasi belajar siswa serta menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajarnya yakni persoalan feedback (umpan balik) dalam pembelajaran.
Dengan umpan balik perkembangan siswa akan mampu untuk memantau sendiri dengan sukses, memiliki aspirasi yang lebih tinggi untuk pencapaian lebih lanjut, kepuasan pribadi yang lebih besar, dan kinerja yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarankan program pembelajaran perbaikan dan pengayaan.
Mudah-mudahan makalah yang kurang bermutu ini menambah pengetahuan bagi pembaca. Kritik dan saran kami harapkan demi terciptanya kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?
2. Apa tujuan dan fungsi Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?
3. Bagaimana prosedur Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?
3. Untuk mengetahui bagaimana prosedur Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan?

Capture Makalah Umpan Balik, Perbaikan dan Pengayaan

BAB II PEMBAHASAN

A. Umpan Balik

1. Pengertian Umpan Balik
Yang dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya.[1]
Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya menyajikan tes dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa. Sangat bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban-jawaban tes baik yang dijawab benar maupun salah oleh siswa, siswa diberikan kesempatan memperbaiki jawaban yang salah itu.
Umpan balik tidak akan membantu belajar jika siswa tidak mengerti bahan yang harus dikuasainya dahulu sebelum mempelajari hal yang diteskan itu, atau hanya mengerti sedikit atau sama sekali tidak mengerti  isi pelajaran pada waktu tes itu disajikan. Hal ini menunjukan pentingnya memeriksa tes siswa dan memperbaiki kesalahannya. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas soal/pertanyaan yang diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa penjelasan letak kesalahan.
Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.[2]
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan, pemberian umpan balik sangat diperlukan terlebih jika ditinjau dari penerapan konsep belajar tuntas (mastery learning) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara maksimal.[3]

2. Tujuan Umpan Balik
Pengajar seharusnya dapat mengetahui sejauhmana murid mengerti bahan yang telah diajarkan, sehingga pengajar dapat menentukan apakah akan melanjutkan materi selanjutnya atau perlu adanya pengulangan. Apabila masih banyak materi yang belum dimengerti oleh murid, sebaiknya pengajar mengulang materi tersebut. Seringnya murid tidak mengetahui sejauhmana mereka mengerti dengan bahan ajar yang telah disampaika. Oleh karena itu, pengajar perlu mengadakan umpan balik.
Umpan balik tidak sama dengan penilain. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.[4]
Setiap umpan balik pengajaran menentukan isi pelajaran berikutnya. Oleh karena itu, umpan balik tidak hanya perlu bagi guru, malainkan juga perlu bagi murid.
Tanya jawab memungkinkan guru untuk memeriksa pemahaman murid tentang pelajarannya, dan ini penting untuk mengetahui sejauhmana murid menangkap topik yang diajarkan. Umpan balik langsung tersebut menjadi kelebihan mengajar seluruh kelas secara interaktif dibandingkan metode-metode individual, dimana umpan balik pemahaman murid lebih lambat diterima oleh guru.
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut:
a. Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
b. Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa.
c. Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut.
d. Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
e. Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
f. Apabila memberi umpan balik negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Apabila mengetahui bahwa sesuatu telah dilakukan salah umpan balik negatif harus selalu disertai dengan demonstrasi yang benar oleh guru.
g. Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil.
h. Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri.[5]
Dalam pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa sendiri memiliki beberapa kadar. Berikut kadar pembelajaran tersebut dilihat dari proses  pembelajaran:
1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian, serta motivasi siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Siswa belajar secara langsung.
3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif
4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa, seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
6) Terjadinya interaksi yang multi-arah baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.[6]

3. Fungsi Umpan Balik
Umpan balik memiliki 3 fungsi utama, antara lain:

a. Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian hasil pencapaian hasil belajar. Dengan demikian dapat memberikan informasi sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik pengayaan atau perbaikan.

b. Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes berfungsi sebagai motivator bagi siswa untuk belajar. Upaya tersebut antara lain[7]:
1) Diupayakan kaitan yang jelas antara prosedur penyajian umpan balik dengan akibat-akibatnya. Misalnya disampaikan kepada siswa bahwa dengan adanya umpan balik itu ditetakan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 70 keatas boleh mengikuti pelajaran selanjutnya. Yang mendapat nilai kurang dari 70 harus mengulangi seluruh materi pelajaran yang diajarkan pada waktu itu.
2) Menjaga kerahasiaan pribadi siswa yang menerima umpan balik dengan cara memberikan komentar atau saran perbaikan langsung dalam kertas pekerjaan siswa.

c. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya perbaikan jawaban siswa. Dengan demikian melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya.[8]

B. Perbaikan (Remedial)

1. Pengertian Remedial
Dalam pelaksnaan proses pembelajaran, tidak semua siswa dapat mencapai ketuntasan dalam belajar, artinya ada siswa yang tidak mencapai standar  kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Made alit mariana (2003) menyatakan, untuk memberikan kesempatan agar siswa yang terlambat mencapai ketuntasan menguasai materi pembelajaran tersebut, diadakan pembelajaran remedial.[9]
kata “remedial” adalah “suatu hubungan dengan perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial adalah suatu pembelajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan. Dan pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi lebih baik. Menurut Abin syamsudin dalam bukunya, pengajaran remedial di defenisikan sebagai upaya guru (dengan atau tanpa bantuan/kerja sama dengan ahli/ pihak lain) untuk menciptakan suatu situasi (kembali/baru/beda dari biasanya) yang memungkinkan individu atau kelompok siswa dengan karakteristik tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang di harapkan, dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana, terorganisasi, terarah, terkoordinasi dan terkontrol dengan lebih memperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu atau kelompok siswa yang bersangkutan  serta daya dukung  sarana  dan lingkungannya.
2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial
Tujuan pembelajaran remedial adalah agar setiap siswa dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan pembelajaran remedial ini diharapkan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan.  
Perbaikan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar dan keseluruhan kepribadian murid.
Adapun fungsi kegiatan pembelajaran remedial, yaitu:[10]
a. Fungsi korektif, yaitu memperbaiki cara mengajar dan cara belajar, kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagia kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial ini guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya.
b. Fungsi pemahaman, dalam kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun pada diri siswa.
c. Fungsi penyesuaian, pelaksanaan kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa. Tujuan dan materi pelajaran, disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Karena  semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik siswa, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi siswa, siswa akan termotivasi lebih giat sehingga dapat mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik.
d. Fungsi pengayaan, melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau alat bantu pembelajaranyang lebih bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa.
e. Fungsi ekselerasi, guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.
f. Fungsi terapeutik, guru dapat membantu siswa yang berkaitan dengan aspek social pribadi.
3. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu? Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial.
Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain. Sedangkan penilaian hasil diperoleh melaluiulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.[11]
Tingkat keberhasilan proses pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya dan salah satunya adalah berhubungan dengan perbaikan proses pembelajaran, apabila terdapat indikasi kegagalan belajar, baik meyangkut seluruh pokok bahasan atau sebagiannya saja.
Proses perbaikan dapat dilakukan jika terdapat bukti-bukti otentik adanya kegagalan dalam belajar seperti:
a. Jika 85% dari jumlah mencapai taraf keberhailan optimal atau bahkan maksimal ( mencapai 75% penguasaan materi), maka proses pembelajaran berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru sehingga tidak begitu penting untuk menyelenggarakan program perbaikan.
b. Jika 75% atau lebih dari jmlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai taraf keberhasilan kurang ( dibawah taraf menimal), maka proses pembelajaran berikut hendaknya bersifat perbaikan (remidial)
Pembelajaran remidial biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Mengulang pokok bahasan seluruhnya.
b. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
c. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal bersama-sama
d.Memberikan tugas-tugas

4. Prosedur pelaksanaan remedial
Adapun langkah-langkah pelaksanaan remedial, yaitu:[12]

a. Analisis hasil diagnosis
Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar yang ditunjukkan dengan tidak tercapainya criteria keberhasilan belajar.

b. Identifikasi penyebab kesulitan
Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai kesulitan belajar.

c. Penyusunan rencana
Adapun komponen-komponen yang harus diperhatika dalam pelaksanaan kegiatan remedial, adalah sebagai berikut:
- Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
- Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah dirumuskan.
- Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai masalah dan factor penyebab kesulitan belajar serta karakteristik dari masing-masing siswa.
- Merancang waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial.
- Menentukan jenis, prosedur, dan alat untuk penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.

d.  Pelaksanaan kegiatan
Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.

e. Evaluasi remedial
Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan, kita harus melaksanakan penilaian. Penilaian itu dapat dilakukan dengan mengkaji kemauan siswa. Guru harus menganalisis komponen pembelajaran, dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi, materi, kegiatan, waktu, serta materi.

C. Pengayaan

1. Pengertian Pengayaan
Pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang dimaksudkan untuk menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi pelajaran yang telah dipelajarinya. Di samping itu, pembelajaran pengayaan juga bisa diartikan memberikan pemahaman yang lebih dalam dari pada sekedar standar kompetensi dalam kurikulum. Pembelajaran pengayaan juga dilakukan untuk memberi kesetaraan kesempatan bagi siswa yang belajar lebih cepat. Hal ini dilaksanakan tetap pada suatu keyakinan bahwa pelajaran merupa kan suatu yang menyenangkan dan sekaligus menantang.[13]
Kegiatan pengayaan ini ada dua macam, yaitu:
a. Pengayaan horizontal, yaitu upaya memberikan tugas sampingan yang akan memperkaya pengetahuan siswa  mengetahui materi yang sama, karena dalam suatu kelas, siswa dan teman-temannya yang memiliki perbedaan tingkat pengetahuan, mungkin akan merasa bosan atau jenuh bila seseorang guru tetap menerangkan bahan yang sudah dikuasainya.
b. Pengayaan vertikal, yaitu kegiatan pengayaan yang berupa peningkatan dari tingkat pengetahuan yang sedang diajarkan ke tingkat yang lebih tinggi yang akan diajarkan, sehingga siswa maju dari satuan pelajaran yang sedang diajarkan kesatuan pelajaran berikutnya menurut kemampuan dan kecerdasannya sendiri.

2. Tujuan Pengayaan
Adapun tujuan program pengayaan selain untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan tehadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar.
3. Prosedur Pelaksanaan Program Pengayaan
Kegiatan program pengayaan diawali dari kegiatan pembelajaran atau penyajian pelajaran terlebih dahulu dengan mengacu kepada kriteria belajar tuntas.
Pelaksaan program pengayaan didasarkan pada hasil tes formatif atau sumatif yang fungsinya sebagai feedback bagi guru dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran akan terdapat dua kemungkinan:
a. Bagi siswa yang taraf penguasaannya kurang dari 75% perlu diberikan perbaikan ( remidial teaching).
b. Bagi siswa yang taraf penguasaannya lebih dari 75% perlu diberikan pengayaan.
Pelaksanaan kegiatan pengayaan ini bisa dilakukan baik dari dalam atau di luar jam tatap muka.[14]

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian/hasil belajarnya. Melalui umpan balik seorang siswa dengan mengetahui sejauh mana bahan yang telah diajarkan dapat dikuasainya serta dapat mengoreksi kemampuan diri sendiri atau dengan kata lain sebagai sarana koreksi terhadap kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru dengan umpan balik ia dapat mengetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh siswa. Pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas berguna untuk membantu siswa belajar secara berkelompok maupun perorangan mengenai kemampuannya sehingga dapat melatih suatu ketrampilan.
B. Saran
Karna isi makalah ini sangat penting bagi kita sebagai calon pendidik, disarankan untuk membaca dan memahami isi makalah ini.  .

Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri.. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000
Mutakim, Zainal. Strategi dan Metode Pembelajaran. STAIN Pekalongan Press, 2009
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group. 2008
Silverius, Suke. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo, 1991
Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran. Lombok : Holostica,2013
Sumantri, Mulyani.dkk, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Mulana, 2001
Winataputra dan Udin, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka, 2006

Catatan Kaki:
[1] Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), h.148
[2] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 2000), h. 208
[3] Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (STAIN Pekalongan Press,2009), h. 16
[4] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Matagraf Yogyakarta, 2015), hlm.191
[5] Ibid, hlm.193-194
[6] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2008), cet. ke-1, hlm.183-184
[7] Zainal Mustakim,Strategi dan Metode Pembelajaan,….h.22-23
[8] Ibid
[9] Sobry Sutikno, Belajar Dan Pembelajaran (Lombok : Holostica,2013) h. 163
[10] Winataputra dan Udin, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Universitas Terbuka, 2006). hlm. 52
[11] http//: Remedial dan Pengayaan _ AnakFisika.htm 07:39 pm
[12] Sumantri, Mulyani Dan Permana, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: CV. Mulana, 2001). Hlm. 75
[13] Ibid,
[14] Ibid, Belajar Dan Pembelajaran


0 Response to "Makalah: Umpan Balik, Perbaikan, dan Pengayaan"

Post a Comment

Kritik dan sarannya dipersilahkan...! No pising, no spam, tidak singgung sara.... :)
"bagikan komentar berpahala, tidak berkomentar tidak berdosa."

Lisensi Creative Commons